Dalam pengajuannya ke Delaware Chancery Court pada Kamis (6/10/2022), Twitter menyatakan pihaknya menentang penangguhan litigasi. Mereka menyebut langkah seperti itu sebagai undangan untuk kerusakan dan penundaan lebih lanjut.
Twitter tidak mempercayai janji Musk. Twitter menyatakan, satu bank yang membantu membiayai kesepakatan telah bersaksi minggu ini bahwa mereka belum menerima pemberitahuan dari konglomerat itu tentang rencana untuk kembali melanjutkan rencana akuisisi.
"Terdakwa bisa dan harus tutup (kesepakatan) minggu depan. Sampai terdakwa berkomitmen untuk menutup (kesepakatan) seperti yang dipersyaratkan, Twitter berhak melanjutkan proses di pengadilan," bunyi pernyataan Twitter.
Sementara itu, Musk sebelumnya telah mengumumkan rencana untuk membeli Twitter seharga 54,20 dolar AS per saham bulan April. Tapi mundur dari kesepakatan hanya beberapa minggu kemudian mengatakan dia khawatir bahwa akun spam di platform lebih tinggi dari yang diklaim Twitter.
Twitter akhirnya menggugat untuk memaksa Musk menyelesaikan kesepakatan. Dalam gugatannya, Twitter berargumen Musk khawatir tentang harga yang telah dia setujui untuk dibayar, setelah penurunan tajam saham teknologi, termasuk Tesla, perusahaan mobil listrik milikinya.
Musk akan diinterogasi pekan ini sebagai bagian dari persiapan persidangan, yang dijadwalkan dimulai 17 Oktober 2022. Namun menurut pengajuan pengadilan, persidangan tersebut ditunda hingga 28 Oktober untuk memungkinkan kesepakatan ditutup.