JAKARTA, iNews.id - PT PLN (Persero) pernah mencatatkan utang sebesar Rp500 triliun. Namun, pada awal 2021 utangnya menurun menjadi Rp450 triliun dan pada awal tahun ini, turun lagi menjadi Rp430 triliun.
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, penurunan utang PLN disebabkan adanya pemangkasan atau pengurangan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga 25-50 persen. Dia optimistis utang BUMN di sektor kelistrikan itu akan terus menurun dengan sejumlah langkah efisiensi.
"Ketika kita melihat utang PLN sampai Rp500 triliun, apa langkah-langkah yang kita ambil? Capex PLN harus dikurangi sampai 25 persen, bahkan 50 persen. Alhamdulillah terjadi pengurangan utang angkanya sampai Rp20 triliun hingga Rp30 triliun. Artinya apa? Bisa kok kita mau efisien, kita ini manja saja," kata Erick, Sabtu (30/7/2022).
Lantas, apa penyebab utama PLN sampai mencatatkan utang jumbo?
Erick menyebut, utang PLN membengkak saat perseroan mempercepat investasi ketenagalistrikan beberapa tahun belakangan atau sebelum dirinya menjadi orang nomor satu di Kementerian BUMN. Investasi di sektor ketenagalistrikan tersebut dilakukan saat pertumbuhan ekonomi dalam negeri, khususnya pertumbuhan industri, berjalan begitu pesat, sehingga mendorong PLN membangun sejumlah proyek kelistrikan.
Salah satunya, Proyek Pembangkit Listrik 35.000 megawatt (MW). Hingga Agustus 2021, proyek ini baru mendekati 30 persen dengan 10.469 MW yang telah dilakukan commercial operation date (COD).