JAKARTA, iNews.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menargetkan BUMN memproduksi 1,2 juta kilo liter Bioetanol untuk alternatif bahan bakar minyak (BBM). Hal itu, untuk mendukung upaya pemerintah menekan impor BBM.
Terkait dengan itu, Erick Thohir telah meminta PT Pertamina (Persero) menjadi offtaker atas produksi Bioetanol oleh perusahaan gula nasional dan para petani. Bioetanol merupakan bahan bakar minyak yang bersumber dari tebu.
"Ya, kita dorong juga. Kita targetkan bisa menghasilkan 1,2 juta kilo liter minyak mentah (Bioetanol). Makanya, kita minta Pertamina menjadi offtaker, supaya ada kepastian dari apa yang diproduksi perusahaan gula nasional dan para petani bisa disinambungkan dengan kebutuhan energi nasional," kata Erick Thohir, Senin (10/10/2022).
Dia mengungkapkan, Indonesia tengah melakukan percontohan (benchmarking) dengan Brazil dalam memproduksi Bioetanol. Brazil dipilih karena sukses memproduksi bahan bakar alternatif tersebut.
"Kita juga ingin menciptakan BBM yang ramah lingkungan, seperti yang sudah kita saksikan di Brazil bagaimana langit negara tersebut biru dan lingkungan hidupnya lebih baik," ungkap Erick Thohir.
Kementerian BUMN sebelumnya menargetkan produksi bahan bakar berupa Bioetanol 10 (E10) dilakukan 3-5 tahun mendatang. Proses produksi bahan bakar pun dilakukan secara bertahap.
Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury mencatat dalam waktu dekat pemerintah melalui perusahaan pelet merah akan memproduksi Bioetanol 5 (E5). Setelah itu, dilanjutkan produksi E10, lalu E20.
"E10, kita berharap dalam waktu 3-5 tahun lagi bisa diharapkan (produksi), memang mungkin harus bertahap kita mulai dari E5 terlebih dahulu kemudian baru menuju E10, mungkin bisa mencapai E20 nantinya," ujar Pahala saat ditemui Wartawan.
Bioetanol pada dasarnya merupakan Ethanol yang digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan. Pembakaran bahan ini lebih sempurna dan gas buang menjadi lebih bersih.
Pemerintah sendiri berupaya menjadikan Etanol sebagai bahan bakar pengganti BBM. Meski menjadi prioritas pemerintah, lanjut pahala, bahan baku dasar produksi Bioetanol berupa tebu masih digunakan untuk gula konsumsi.
Pahala menjelaskan, pemerintah juga memperkuat swasembada gula di dalam negeri. Setelah swasembada gula terpenuhi, pemerintah akan mengalokasikan tebu untuk bahan baku produksi Etanol.
Pemerintah juga menetapkan kebijakan terkait perluasan lahan tebu agar hasilnya bisa digunakan untuk bahan bakar alternatif pengganti BBM.
Editor : Jeanny Aipassa