JAKARTA, iNews.id - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menyebutkan, saat ini industri paling hilir dalam menjalankan hilirisasi adalah komoditas timah. Apalagi saat ini sudah ada industri tin solder, tin chemical, dan tin plate untuk pengolahan logam timah.
Menurutnya hilirisasi di sektor ini sudah berjalan optimal. Maka dari itu, ke depan komoditas lain juga didorong untuk melakukan percepatan hilirisasi mineral dan batu bara secara terintegrasi supply chain antara tambang dan smelter, termasuk integrasi industri bahan olahan mineral.
"(Timah) per sekarang iya, tapi yang lain kita inginkan juga seperti itu," ucap Dadan ketika ditemui dalam acara Puncak Peringatan Hari Pertambangan ke-78 di Kementerian ESDM, Minggu (15/10/2023).
Dadan menjelaskan, pemerintah juga telah memberikan kemudahan, salah satunya dengan integrasi yang kemudian dapat menciptakan harga bahan baku lebih kompetitif, serta dapat bersaing dalam kancah perdagangan internasional.
"Secara umum untuk hilirisasi itu ada insentif, kita dorong ke situ. Insentif untuk pengembangan investasi, termasuk juga nantinya bahan baku kita fasilitasi. Mekanisme dan kerja samanya dikembangkan, sehingga kepastian bahan bakunya terjamin dan investasinya jalan. Bahan baku kan juga bisa jadi isu kalau tidak cukup," tuturnya.
Hal senada juga telah diungkapkan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif yang menuturkan bahwa strategi hilirisasi mineral diantaranya melalui percepatan pengintegrasian supply chain antara tambang dan smelter, pengintegrasian industri pengguna bahan olahan mineral dan pengembangan industri lanjutan, serta aplikatif dari hasil pengolahan atau pemurnian mineral.