JAKARTA, iNews.id - Pengembang perumahan mengaku kesulitan mencari lahan murah di dekat pusat perkotaan. Tak heran, bila perumahan murah bagi rakyat (MBR) lari ke pelosok dan jauh dari fasilitas publik
Ketua Umum DPP REI Paulus Totok Lusida mengungkapkan sejumlah fakta harga lahan di kawasan perkotaan sudah sangat mahal dengan radius 10 km dari pusat kota rata-rata harga lahannya lebih dari Rp500.000 per meter persegi. Sementara lokasi harga yang terjangkau maksimal Rp200.000 per meter persegi berada jauh dari pusat kota dengan jarak 31 km.
"Ini secara tidak langsung pengembang diharuskan mencari tanah murah, yang biasanya berada jauh dari pasar atau tempat kerja di suatu wilayah," ujarnya, dalam Focus Group Discussion (FGD) daring di Jakarta, Rabu (3/6/2020).
Paulus mengambil contoh di Kota Semarang, Jawa Tengah. Pada 2013 pengembang masih bisa mendapatkan lahan di kawasan dekat pusat kota.
Namun perlahan-lahan seiring waktu, pengembang mencari lahan makin jauh dari pusat Kota Semarang akibat harga lahan di sekitar kawasan perkotaan melonjak tinggi.