Fandom sangat melekat terhadap individu yang bergabung di dalamnya. Bahkan, menurut riset HILL ASEAN, 87,1 persen orang yang tergabung dalam fandom, hidup mereka berubah menjadi lebih baik. Oleh karena itu, fandom memiliki kekuatan yang sangat besar dalam membawa suatu isu.
Lantas, bagaimana pengaruh fandom terhadap penguatan brand dalam pemasaran suatu produk?
Menurut Regional Strategic Planning Director HILL ASEAN Tomoka Takada, kerja sama antara brand dengan fandom yang dilandaskan kepentingan dan visi yang sama akan memperkuat nilai brand tersebut di kalangan target pasar yang dituju.
"Untuk itu, kita harus menemukan fandom yang benar-benar cocok dan sama-sama membawa visi dan misi brand kita," ujar Tomoka.
Aset-aset milik brand yang digunakan untuk mendukung tujuan fandom akan ikut memberikan keuntungan bagi brand. Brand harus memposisikan diri sebagai mitra dari fandom tersebut. Dengan demikian, fandom tersebut akan lebih aktif dan bisa menyebarkan visi misi mereka lebih masif lagi.
Selain itu, brand juga bisa membuat fandom untuk brand itu sendiri. Misalnya, dengan mengajak diskusi terkait pembentukan atau perbaikan brand hingga memupuk komitmen mereka untuk sama-sama menyukseskan tujuan dari brand itu.
"Yang jelas, brand haruslah menjadi solusi dari masalah yang terjadi para sei-katsu-sha (konsumen), menawarkan solusi untuk isu-isu yang belum ada penyelesaiannya kini," ujarnya.