JAKARTA, iNews.id - Pergeseran dari sistem offline ke online sudah terjadi di seluruh negara, termasuk Indonesia. Disrupsi ritel dan transportasi di Indonesia sendiri sudah mulai bergeser, lalu bagaimana dengan konstruksi?
Head of Strategic Planning, Research & Technology Division PT PP Persero, Hadjar Seti Adji mengungkapkan, jasa kontraktor ke depannya tak lagi dibutuhkan karena akan digantikan dengan teknologi yang menyajikan rancangan konstruksi secara riil. Fenomena disrupsi tersebut menyebar ke berbagai sektor termasuk bidang konstruksi.
"Kalau ini berkembang, katakanlah lima tahun lagi, dunia konstruksi sudah berbeda. Kontraktor melakukan tender, itu sudah enggak ada lagi. Besok, kalau orang mau bangun rumah, ini saya bantu BIM-nya (Building Information Modeling) dan 3D printing-nya, kontraktornya sudah enggak perlu ada. Artinya apa, itu kan distruption dan kita sudah siap duluan," ujarnya dalam acara BUMN Track yang berlangsung di JS Luwansa Hotel Jakarta, Kamis (14/12/2017).
Teknologi menggunakan printer 3D ini dipastikan cepat proses pembangunan konstruksinya. Dia mencontoh, pembangunan rumah, hanya dalam sehari sudah bisa terbangun. PT PP Persero sendiri telah menandatangani kerja sama dengan perusahaan asal Rusia pada November lalu.
Alat berteknologi 3D printing ini dipastikan akan berada di Indonesia pada akhir April 2018, dan mulai mencoba alat tersebut Mei 2018. Hadjar menyebut, hanya satu unit alat tersebut yang dipesan dengan harga senilai Rp3 miliar. Namun, harga untuk alat tersebut rupanya untuk disewakan oleh perusahaan asal Rusia.