"Mesin 3D printing itu tidak bisa kita miliki, hanya bisa disewakan. Jadi, kita menginvestasikan dulu. Jadi, investasinya itu kita sewakan dan itulah namanya start up. Jadi, uang yang kita keluarkan itu hanya untuk riset mesin ini, tidak untuk produksi," katanya.
Setahun waktu yang dibutuhkan oleh PT PP untuk melakukan uji coba terhadap alat printer 3D. Mereka ingin mengetahui seberapa jauh tingkat pembangunan yang bisa dipakai serta perkembangannya.
"Kita harus menguji juga bahwa alat ini tidak mudah dipakai semua tipe bangunan. Kita ingin meriset tipe bangunan seperti apa yang cocok sama alat ini dan seberapa jauh alat ini bisa berkembang untuk tingkat konstruksinya. Dan bersama-sama kita ajak mereka (perusahaan konstruksi Rusia) untuk mengembangkan," ucapnya.