JMS yang telah dihasilkan terdiri dari adopsi Joint Declaration on Sustainable Energy Security through Interconnectivity. Deklarasi ini berfokus kepada interkonektivitas energi yang merupakan prioritas keekonomian Indonesia pada Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023.
Deklarasi ini menekankan, di antaranya mengejar target kawasan ASEAN untuk interkoneksi negara-negara ASEAN melalui ASEAN Power Grid (APG) dan Trans-ASEAN Gas Pipeline (TAGP), termasuk infrastruktur LNG, menuju 2045.
Di samping Joint Ministerial Statement, para Menteri juga menghasilkan pengakuan atas ASEAN Strategy on Carbon Neutrality, ASEAN Economic Community’s Circular Economy Framework, ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance, ASEAN Blue Economy Framework, untuk mendukung agenda keberlanjutan lintas sektor ASEAN.
PTPN V sebelumnya juga meraih pagelaran Asean Energy Award yang merupakan penghargaan tertinggi bidang energi di ASEAN dan mulai diadakan tahun 2000 tersebut. Sebelumnya, pada tahun 2014, PTPN V pernah menjadi juara 1 untuk kategori Off Power pada proyek PLTBg Tandun.
Pembangkit tersebut merupakan embrio semangat PTPN V untuk terus memperluas pemanfaatan EBT hingga mengantarkan perusahaan tersebut menjadi perusahaan perkebunan milik negara dengan instalasi PTBG se Perkebunan Nusantara III Persero.
Pemanfaatan limbah menjadi energi listrik maupun cofiring sejalan dengan program pemerintah untuk terus membantu menggerakkan sirkular ekonomi dan menekan pencemaran tanah maupun udara serta program reduksi emisi CO2.
Selain mengendepankan pemanfaatan renewable energy, PTPN V juga mengusung program reduksi emisi untuk mengurangi potensi gas rumah kaca dalam satu siklus budidaya perkebunan mulai dari pengambilan raw material, proses produksi, hingga pengelolaan limbah.