DUBLIN, iNews.id - Perusahaan jasa profesional multinasional asal Irlandia dengan spesialisasi pada layanan dan konsultasi teknologi informasi (TI), Accenture melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 19.000 karyawannya atau sekitar 2,5 persen dari total tenaga kerjanya.
Hal ini dilakukan karena adanya penurunan prospek pendapatannya untuk tahun fiskal 2023 yang tadinya diproyeksikan akan terjadi pertumbuhan antara 8-11 persen, sekarang turun menjadi 8-10 persen. Perusahaan pun memutuskan untuk merampingkan diri di tengah-tengah ekonomi yang bergejolak.
"Perusahaan tetap fokus untuk melaksanakan transformasi terkompresi," ujar Kepala Eksekutif Accenture, Julie Sweet dikutip dari Reuters, Jumat (24/3/2023).
Dengan pemangkasan tersebut, perusahaan berusaha untuk mengurangi beban 1,2 miliar dolar AS untuk menggaji para karyawannya, sehingga prospek saham Accenture bisa kembali naik di perdagangan bursa Wall Street, dengan laba per saham diperkirakan melonjak di kisaran 10,84 dolar AS hingga 11,06 dolar AS.