Soros pun memprediksi perusahaan raksasa teknologi seperti Google dan Facebook rela berkompromi untuk mengakses pasar utama seperti China dan membangun kerja sama antara negara otoriter dengan monopoli besar mereka yang kaya akan data.
“Ini mungkin hasil dari kontrol otoritarian website yang mungkin tidak pernah dibayangkan oleh Aldous Huxley atau George Orwell,” katanya. Dua nama orang yang disebut Soros adalah novelis sekaligus filsuf yang hidup di akhir tahun 1800 hingga pertengahan dekade abad 20.
Soros juga memprediksi pemerintah AS akan mulai melakukan regulasi ketat di sektor teknologi informasi, terutama data. Dia mengatakan, “Davos adalah tempat yang tepat untuk mengumumkan bahwa masa-masa mereka tinggal menunggu waktu.”
Orang yang telah melegenda karena kesuksesannya di perdagangan mata uang ini juga menolak menyebut bitcoin telah mengalami bubble. Dia mengatakan, mata uang kripto tersebut akan terhindar dari kehancuran karena rezim otoriter masih menggunakannya sebagai investasi rahasia di luar negeri.
Namun, tidak berarti bahwa prediksi Soros selalu benar. Pada tahun lalu di forum yang sama, Soros mengingatkan reli bursa Wall Street akan berhenti setelah Trump memenangkan pemilu. Dia juga menyebut, pertumbuhan ekonomi China tidak berkelanjutan. Nyatanya, perekonomian China terus tumbuh sementara pasar modal AS terus menerus mencetak rekor.