"Saya rasa penguatan harga batu bara juga di akibat musim dingin yang berkepanjangan di negara yang memiliki 4 musim, baik di Asia, Asia Tengah, Eropa, Amerika. Hal ini yang juga membuat permintaan batu bara semakin meningkat," ujar Anggawira.
Dia juga memprediksi produksi stagnan, sedangkan harga minyak mentah dunia di atas 100 dolar AS per barel dan harga gas alam yang juga masih tinggi akan menyebabkan orang-orang akan beralih ke batu bara.
"Peluang ini sangat baik untuk para pemasok batu bara di Indonesia, namun banyak hal-hal yang perlu di cermati bukan hanya semata-mata tergiur dengan terus meningkatnya harga batu bara," ucapnya.
Dia menuturkan, perlunya strategi bukan hanya dari para pemasok batu bara, namun juga dari pemerintah agar para pemasok tidak tergiur untuk melalukan ekspor batu bara tetapi juga perlunya diperhatikan kebutuhan batu bara di dalam negeri.
"Kita harus bisa memaksimalkan peluang ini, namun juga harus berhati-hati agar langkah yang diambil oleh pemasok batu bara tidak membawa Indonesia menghadapi dampak negatif dan juga tidak mengakibatkan inflasi," tutur Anggawira.