Mengutip data layanan pelacakan kapal Kpler, persediaan minyak berada di bawah level tahun lalu ketika Brent diperdagangkan pada harga 92 dolar AS dengan stok 4,4 miliar barel merupakan yang terendah yang pernah tercatat.
Pialang minyak StoneX memperkirakan harga minyak dapat melonjak antara 3-5 dolar AS per barel jika infrastruktur minyak Iran menjadi sasaran.
Sementara, pada hari Jumat, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei muncul di depan umum untuk pertama kalinya sejak negaranya meluncurkan serangan rudal. Dia menyerukan lebih banyak perjuangan anti-Israel.
Mengutip kantor berita semi-resmi Iran SNN, Wakil Komandan Garda Revolusi Ali Fadavi menyebut bahwa Iran akan menargetkan instalasi energi dan gas Israel jika Israel menyerangnya.
Iran adalah anggota OPEC+ dengan produksi sekitar 3,2 juta barel per hari atau 3 persen dari produksi global. Kapasitas produksi cadangan kelompok tersebut seharusnya memungkinkan anggota lain untuk meningkatkan produksi jika pasokan Iran terganggu, sehingga membatasi kenaikan harga minyak.
Kekhawatiran pasokan juga telah mereda di Libya. Pemerintah yang berbasis di timur negara itu dan National Oil Corp yang berbasis di Tripoli mengatakan semua ladang minyak dan terminal ekspor dibuka kembali setelah perselisihan mengenai kepemimpinan bank sentral diselesaikan.