Sementara itu, data ekonomi China yang melemah meningkatkan kekhawatiran atas permintaan bahan bakar.
Data pemerintah China menunjukkan pertumbuhan output pabrik merosot ke level terendah dalam delapan bulan dan pertumbuhan penjualan ritel tumbuh pada laju paling lambat sejak Desember, membebani sentimen meskipun produksi minyak meningkat di negara pengguna minyak mentah terbesar kedua di dunia tersebut.
Proyeksi surplus pasar minyak yang meningkat juga membebani sentimen, begitu pula prospek suku bunga AS yang lebih tinggi dan berjangka panjang.
Analis Bank of America memperluas proyeksi surplus pasar minyak, dengan menyebutkan peningkatan pasokan dari kelompok produsen OPEC+ yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia, dan sekutu lainnya.
Para analis kini memproyeksikan surplus rata-rata sebesar 890.000 barel per hari dari Juli 2025 hingga Juni 2026.