NEW YORK, iNews.id - Harga minyak memperpanjang kerugian pada Kamis (27/2/2020) waktu setempat karena kekhawatiran permintaan yang lebih lemah terus mengguncang pasar.
Mengutip Xinhua, Jumat (28/2/2020) West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April turun 1,64 dolar AS, atau 3,37 persen, menjadi 47,09 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Itu adalah penyelesaian kontrak bulan depan terendah sejak awal Januari 2019, menurut data FactSet.
WTI diperdagangkan pada 45,88 dolar per barel pada titik terendahnya pada hari itu. Minyak mentah brent untuk pengiriman April turun 1,25 dolar, atau 2,34 persen, menjadi 52,18 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.
Benchmark internasional sempat mencapai 50,97 dolar per barel, level terendah sejak Desember 2018. Pedagang mempertimbangkan dampak potensial dari wabah virus korona.
"Ketika virus korona membuat bidang kehidupan publik dan produksi terhenti, ini mengakibatkan permintaan yang jauh lebih rendah untuk diesel transportasi dan produksi, serta untuk minyak tanah dalam penerbangan," Carsten Fritsch, pakar energi di Commerzbank Research, mengatakan dalam sebuah catatan Kamis.
Sementara itu, data inventaris AS terbaru juga tidak memiliki dampak positif ke penurunan harga. Persediaan minyak mentah AS meningkat selama pekan yang berakhir 21 Februari, Administrasi Informasi Energi AS mengatakan dalam laporan pada Rabu.
Menurut Weekly Petroleum Status Report, persediaan minyak mentah komersial AS, tidak termasuk dalam Cadangan Minyak Strategis, meningkat 500.000 barel dari minggu sebelumnya.