Seperti diketahui, maskapai berdondong-bondong menurunkan harga tiket maskapai dan memangkas harga tes Covid PCR dan Antigen. Salah satunya adalah Garuda Indonesia yang memberikan promo harga tes PCR sebesar Rp1.
Harga maskapai yang murah, juga harga tes PCR yang diturunkan belum cukup menggairahkan masyarakat untuk melakukan perjalanan. Pasalnya, syarat utama untuk perjalanan saat ini adalah telah mengikuti vaksinasi Covid-19 minimal dosis pertama. Sementara saat ini, vaksinasi Covid-19 belum yang belum mencapai 50 persen.
Dia menjelaskan, syarat tersebut membuat penumpang yang bisa terbang hanya mereka yang telah melakukan vaksinasi Covid-19 dan sedangkan populasi yang telah divaksin di Indonesia hanya 30 persen.
“Berati potensi angin segarnya juga hanya 1/3 dari biasanya kan, mungkin orang orang mau terbang tapi belum divaksin gak bisa terbang juga. Sedangkan juga vaksin kita belum mulus-mulus banget bahkan belum mencapai 30 persen,” tutur Alvie.
Meski demikian, dia menilai angin segar untuk maskapai penerbangan datang seiring diturunkannya harga tes PCR dan Antigen, serta dilonggarkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level3 di Jawa Bali seiring turunnya kasus Covid-19.
Hanya saja, industri penerbangan belum sepenuhnya bergairah karena ketidakpastian situasi pandemi Covid-19 terutama dengan munculnya varian baru yang sewaktu-waktu dapat memicu peningkatan kasus Covid-19 jika capaian vaksinasi Covid-19 belum meluas dan merata.
“Kita berharap industri tetap eksis tetap berjalan transportasinya, masyarakat harus mempertahankan dan bisa mengontrol laju penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia agar tidak ada lonjakan kembali gelombang 2 atau 3,” tutur ungkap Alvie.