MONTREAL, iNews.id - Wabah virus korona dalam sebulan terakhir bakal menekan kinerja industri penerbangan dunia. Maskapai global diperkirakan kehilangan pendapatan lebih dari 29 miliar dolar AS, setara Rp400 triliun tahun ini.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menyebut wabah virus korona bisa membuat laju permintaan perjalanan udara turun untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir. Pasalnya, banyak perjalanan, baik bisnis maupun wisata tertunda.
IATA sebelumnya memprediksi permintaan perjalanan udara tumbuh 4,1 persen pada 2020. Namun, kemunculan virus korona membuat asosiasi merevisi proyeksi itu menjadi kontraksi alias tumbuh negatif 0,6 persen.
"Ini adalah masa-masa sulit bagi industri transportasi udara global. Penghentian penyebaran virus kini menjadi prioritas utama. Maskapai mengikuti arahan WHO dan otoritas kesehatan publik lain untuk memastikan penumpang aman, dunia tetap terhubung, dan virus dikendalikan," kata CEO IATA, Alexandre de Juniac, dikutip dari CNBC, Jumat (21/2/2020).
Maskapai yang mengudara di Asia Pasifik menjadi yang paling banyak terdampak. Maskapai China kehilangan pendapatan paling besar sekitar 12,8 miliar dolar AS.