Secara spesifik, Kozack menjelaskan dampak risiko gagal bayar utang AS ke negara lain. Di antaranya adalah suku bunga yang akan semakin tinggi serta kerentanan ekonomi pada negara yang saat ini mengalami kesulitan membayar utang. Untuk itu, IMF meminta seluruh pihak di AS untuk mencapai konsensus agar persoalan utang tidak merambat ke ekonomi global.
"Jadi, kami ingin menghindari dampak yang parah itu, dan kami sekali lagi, meminta semua pihak untuk bersatu, mencapai konsensus, dan menyelesaikan masalah ini secepat mungkin," ungkap Kozack.
Seperti diketahui, pagu utang pemerintah AS sebesar 31,4 triliun dolar AS telah tercapai pada Januari 2023. Bila hingga Juni 2023 pagu ini belum juga dinaikkan, pemerintah AS terancam kehilangan uang dan gagal membayar utang.
Presiden Joe Biden dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen berulang kali mendesak Kongres untuk segera menaikkan batas pagu utang tersebut agar pembiayaan bisa kembali berjalan.
Meski demikian, Kongres AS hingga saat ini belum memutuskan hal tersebut. Kongres yang didominasi oleh Partai Republik AS ini mengklaim, kenaikan pagu utang akan berimbas pada tingginya biaya utang akibat suku bunga yang saat ini juga naik.