Selain itu, hilirisasi juga menciptakan pemerataan pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah, terutama daerah penghasil komoditas bahan baku.
"Kita ambil contoh Maluku Utara dulu sebelum adanya hilirisasi kan ada Antam di situ, Antam mengambil bahan bakunya saja tanpa bangun smelternya di sana, pertumbuhan ekonominya di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Sekarang pertumbuhan ekonomi Maluku Utara di atas pertumbuhan ekonomi nasional 19 persen, bahkan tahun kemarin sampai dengan 27 persen," tuturnya.
Menurut Bahlil, sangat tidak rasional IMF mengatakan hilirisasi mengurangi pendapatan negara.
"Dalam konteks pajak ekspor komoditas, iya. Tapi yang harus kita lihat adalah komoditas kita. Ketika kita membangun hilirisasi, itu kita akan mendapatkan PPh badan, PPn, dan PPh pasal 21 dari tenaga kerja," ucap Bahlil.
Karena itu, dia pun mempertanyakan pernyataan yang menyebut hilirisasi adalah sebuah tindakan yang merugikan. Pasalnya, berdasarkan data Kementerian Investasi, hilirisasi justru berhasil meningkatkan nilai tambah.
"Jadi kalau ada siapa pun yang mencoba mengatakan hilirisasi itu adalah sebuah tindakan yang merugikan negara, itu kita pertanyakan. Ada apa di balik itu?" ujarnya.