Sejalan dengan perlambatan pertumbuhan bisnis UMKM, maka sentimen pebisnis UMKM terhadap perekonomian dan usaha secara umum juga menurun, namun masih tetap kondusif. Hal ini tercermin pada Indeks Sentimen Bisnis (ISB) UMKM dari 126,1 pada kuartal II-2022 menjadi 114,6 pada kuartal III-2022.
Meski begitu, ISB UMKM pada kuartal III-2022 ini masih mampu melewati ambang batas 100,00, sehingga dapat diindikasikan masih kondusif.
Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya penilaian mereka terhadap kondisi ekonomi secara umum, sektor usaha dan usahanya saat ini, seperti terlihat pada Indeks Situasi Sekarang (ISS) yang menurun dari level 109,2 menjadi 94,7. Pelaku UMKM melihat adanya kenaikan harga BBM bersubsidi yang membuat pertumbuhan bisnis UMKM melambat.
Terkait dengan kemampuan pemerintah menjalankan tugas-tugas utamanya, mayoritas pelaku UMKM tetap yakin pemerintah mampu menjalankannya dengan baik, seperti tercermin pada Indeks Kepercayaan pelaku UMKM kepada Pemerintah (IKP) yang tetap berada di level yang tinggi, yakni 127,2 pada kuartal-III 2022.
Pelaku UMKM terutama memberikan penilaian yang tinggi terhadap kemampuan pemerintah menciptakan rasa aman, tentram serta menyediakan dan merawat infrastruktur. Sebanyak 70 persen pelaku UMKM menilai pemerintah memiliki kinerja yang baik dalam menangani pandemi Covid-19. Namun, hasil IKP ini menurun dibandingkan kuartal sebelumnya di 133,9.
Sementara itu, kenaikan harga BBM bersubsidi yang menyebabkan peningkatan inflasi dan menahan pertumbuhan bisnis UMKM, tetapi indeks komponen ini masih cukup baik atau masih jauh di atas ambang batas 100 yaitu 111,4 pada kuartal III-2022.
Tak hanya itu, kenaikan harga BBM bersubsidi cenderung memberikan pengaruh terhadap kinerja usaha pelaku UMKM. Meskipun cukup banyak (41,6 persen) pelaku UMKM yang melaporkan harga jual produknya meningkat. Namun, ada 67,7 persen pelaku UMKM yang melaporkan total biaya usahanya meningkat.
Terdapat 30,3 persen yang menyatakan volume produksi atau penjualannya menurun, dan 36,1 persen menyatakan nilai penjualan menurun, sehingga terdapat 41,2 persen pelaku UMKM menyatakan keuntungan usahanya juga menurun.
Hal tersebut menyebabkan 36,6 persen pelaku UMKM menyatakan pendapatan rumah tangganya juga ikut menurun. Di samping itu, terdapat 75,4 persen pelaku UMKM yang merasakan kenaikan pengeluaran rumah tangga karena adanya kenaikan harga-harga.