Selain itu, curah hujan yang relatif tinggi menyebabkan adanya gagal panen tanaman hortikultura, nelayan terkendala melaut, dan membuat aktivitas harian pertambangan dan konstruksi mengalami hambatan. Hampir seluruh komponen penyusun Indeks Bisnis UMKM kuartal III-2022 mengalami penurunan.
Hal terbesar terjadi pada komponen volume produksi/penjualan dikarenakan berlalunya periode lebaran membuat permintaan kembali ke level normal.
Di samping itu, rata-rata harga jual mengalami kenaikan meski tidak setinggi kuartal sebelumnya, mengingat sebagian pelaku UMKM tidak menaikkan harga jual agar volume penjualannya tidak semakin tergerus. Dengan volume penjualan yang terbatas dan kenaikan harga jual yang lebih kecil, membuat omset penjualan ikut menurun.
Selanjutnya, dengan harga bahan baku yang meningkat dan penjualan yang melemah, membuat pertumbuhan pemesanan dan persediaan barang input serta persediaan barang menjadi melambat. Di tengah tantangan tersebut, komponen investasi usaha tetap meningkat sejalan dengan optimisme perekonomian Indonesia yang diperkirakan akan tetap baik kedepan.
Dilihat secara sektoral, bisnis UMKM masih mampu tumbuh terbatas, kecuali sektor pertanian. Penurunan bisnis UMKM sektor pertanian disebabkan oleh harga barang input yang relatif tinggi dan sulit didapat, adanya serangan penyakit pada ternak dan hama tanaman, faktor cuaca yang kurang kondusif, dan harga beberapa komoditas perkebunan yang menurun seperti karet dan kelapa sawit.
Sementara itu, sektor hotel dan restoran mengalami perlambatan pertumbuhan karena tingkat penjualan kembali ke level normal setelah berlalunya periode lebaran, serta daya beli masyarakat yang menurun.
Indeks Ekspektasi dalam Fase Optimistis
Meskipun pertumbuhan bisnis UMKM melambat, tetapi sebagian besar pelaku UMKM tetap optimistis terhadap kinerja usahanya pada kuartal IV-2022. Hal ini dapat dilihat dari indeks ekspektasi bisnis UMKM yang berada di level 126,5 atau dalam fase optimistis.
Hasil survey ini menyebut efek kenaikan harga BBM bersubsidi cenderung bersifat sementara, sehingga pelaku UMKM optimistis bisnisnya dapat lebih ekspansif pada kuartal IV-2022. Hal ini ditopang oleh hasil survei Ekspektasi Indeks Sentimen pebisnis UMKM yang tetap berada pada level yang tinggi yaitu 134,6, jauh di atas ambang batas 100.