MUMBAI, iNews.id - India melarang ekspor gandum karena gelombang panas. Namun masih akan mengizinkan ekspor yang didukung letter of credit yang sudah dikeluarkan dan ke negara-negara yang meminta pasokan untuk memenuhi kebutuhan ketahanan pangan mereka.
Pembeli global mengandalkan pasokan dari produsen gandum terbesar kedua di dunia setelah ekspor dari wilayah Laut Hitam anjlok menyusul invasi Rusia ke Ukraina. Sebelum pelarangan, India telah menargetkan rekor pengiriman 10 juta ton tahun ini.
Para pejabat menambahkan, tidak ada penurunan dramatis dalam produksi gandum tahun ini, tetapi ekspor yang tidak diatur telah menyebabkan kenaikan harga lokal.
"Kami tidak ingin perdagangan gandum terjadi dengan cara yang tidak diatur atau terjadi penimbunan," kata Sekretaris Perdagangan BVR Subrahmanyam, dikutip dari Reuters, Minggu (15/5/2022).
Meskipun bukan salah satu pengekspor gandum utama dunia, larangan India dapat mendorong harga global ke rekor baru mengingat pasokan yang sudah ketat, memukul konsumen miskin di Asia dan Afrika dengan sangat keras.
Sementara itu, Direktur CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan, India merupakan produsen gandum nomor 2 terbesar di dunia setelah China dengan kapasitas produksi 107,5 juta ton. Sedangkan Indonesia mengimpor gandum tiap tahun sebesar 11,7 juta ton atau setara 3,45 miliar dolar AS, naik 31,6 persen dibanding tahun sebelumnya.
"Jadi kalau India melakukan proteksionisme dengan larang ekspor gandum, sangat berisiko bagi stabilitas pangan di dalam negeri. Dengan inflasi yang mulai naik, dikhawatirkan garis kemiskinan akan meningkat," ujar Bhima kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (15/5/2022).