“Kanselir tadi juga menyampaikan bahwa dengan Indonesia menjadi partner country daripada Hannover Messe maka dari segi teknologi dan kerja sama itu sudah mempunyai beberapa kesamaan dan juga rencana jangka panjang ke depan,” ujarnya.
Terkait investasi, Indonesia menyambut baik pembentukan komite bersama ekonomi dan investasi Indonesia-Jerman. Investasi Jerman di Indonesia perlu difokuskan pada sektor prioritas seperti industri yang berorientasi ekspor, energi terbarukan, dan hilirisasi.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga menyebutkan adanya kerja sama baru yang sudah ditandatangani sebesar 1,98 miliar dolar AS. Beberapa hal lain juga disampaikan dalam pertemuan tersebut, di antaranya terkait fokus Indonesia pada ekosistem industri EV terutama beberapa komoditas mineral strategis yang mempunyai potensi untuk investasi yakni terdiri dari 21 komoditas yang bisa mencapai nilai sebesar 545,3 miliar dolar AS.
Selain itu, juga disampaikan bahwa deforestasi Indonesia sudah menjadi yang terendah selama 20 tahun terakhir, di mana 23.000 hektare Kawasan Industri Hijau telah dibangun, serta mendorong penghentian penggunaan pembangkit listrik berbasis batu bara agar dapat diwujudkan dalam waktu yang lebih cepat.
Terkait dengan peran dalam transisi energi di Indonesia, Jerman berkomitmen untuk mendorong Just Energy Transition Partnership (JETPI), mengingat JETPI diinisiasi oleh G7 dengan komitmen sebesar 20 miliar dolar AS dari negara-negara G7.