“Kita bisa bertukar pikiran dengan industri di Tiongkok. Apalagi industri semen di Tiongkok cukup maju yakni peringkat keenam. Kita bisa berkolaborasi dalam menurunkan limbah,” kata Yunrui.
Sementara itu, Deputi Direktur Jenderal Departemen Konversi Energi dan Pemanfaatan Sumber Daya Kementerian Industri dan Informasi China, Ding Zhijun, mencatat, China belum banyak melakukan pertukaran energi pada bidang energi terbarukan.
Apalagi kawasan tersebut saat ini memiliki perhatian yang tinggi pengurangan emisi karbon. “Saat ini tingkat polusi udara di Tiongkok sudah baik. Emisi turun hingga 30 persen,” ungkap Ding Zhijun.
Oleh karenanya pihaknya menyambut baik program pertukaran yang dilakukan industri semen Indonesia dan Tiongkok melalui fasilitasi dari UNIDO tersebut.