JAKARTA, iNews.id - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi inflasi pada akhir tahun 2022 bisa menembus angka 6 persen.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, mengatakan hal itu bisa diprediksi dari inflasi pada Juni 2022 yang mencatat rekor tertinggi sejak Juni 2017, yakni 4,35 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan 0,61 persen secara bulanan (month on month/mom).
"Rata rata katakanlah sekarang kan inflasi bulananya 0,6 persen. Kita ambil yang lebih rendah, misalanya 0,4 persen,dikali sisa enam bulan lagi, berarti 2,4 persen. Maka otomatis inflasi bisa tembus di atas 6 persen, dan itu pertama kali dalam sejarah sejak era inflasi rendah," kata Tauhid, kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (1/7/2022).
Menurut dia, inflasi Juni 2022 yang sudah di atas batas psikologis menjadi pertanda bahwa pemerintah perlu mengendalikan komoditas yang menjadi penyebab inflasi mengalami kenaikan.
"Jadi saya kira itu harus diantisipasi dengan menyediakan cadangan terutama makanan dan minuman, dan pemerintah harus melepasnya di pasar atau operasi pasar dan saya kira itu menjadi salah satu strategi," ujar Tauhid.