JAKARTA, iNews.id - Menteri BUMN Erick Thohir memastikan belum akan melakukan pengurangan saham negara (dilusi) di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Pasalnya, pihaknya saat ini masih terus mengupayakan negosiasi dan restrukturisasi utang Garuda sebesar Rp139 triliun.
Erick menegaskan, opsi utama untuk membenahi struktur keuangan Garuda melalui restrukturisasi utang dengan kreditur dan lessor. Karena itu, dilusi saham negara dinilai masih terlalu dini untuk dilakukan saat ini.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo meminta dukungan Komisi VI DPR, jika opsi dilusi memungkinkan untuk dilakukan.
"Masih terlalu jauh. Kalau Garuda sudah beberapa kali saya sampaikan bahwa kembali, kita mesti fokus restrukturisasi Garuda. Di mana, harga sewa yang terlalu mahal, kita harus negosiasi ulang, dan ada kasus korupsi sudah diproses oleh KPK, kita harus lakukan itu. Sama seperti kita membenahi Jiwasraya, kan sama," ujar Erick saat ditemui di kawasan Hotel Indonesia, Jumat (19/11/2021).
Erick menambahkan, restrukturisasi besar-besaran Garuda harus dilakukan karena harga dan bunga sewa pesawat masih terlalu mahal. Tercatat, bunga sewa maskapai penerbangan pelat merah itu mencapai 26 persen atau paling tinggi dunia.