JAKARTA, iNews.id - Direktur Utama PT Hanson International Tbk, Benny Tjokrosaputro ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi di PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Dia diduga terlibat dalam aksi perusahaan asuransi pelat merah itu menggoreng saham-saham berkualitas rendah.
Nama Benny Tjokro tidak asing di kalangan investor saham. Dia dikenal sangat berpengalaman di pasar modal karena telah berkecimpung sejak akhir 1980-an. Saat itu, dia masih kuliah di Universitas Trisakti Jakarta dan gemar membeli saham-saham IPO.
Benny Tjokro kerap sebut sebagai 'market maker' alias bandar besar saham. Namanya pertama kali dikenal saat diduga 'menggoreng saham' PT Bank Pikko Tbk pada 1997 bersama teman-temannya. Saat itu, BEI memberi sanksi kepada Benny dkk untuk mengembalikan hasil keuntungan penjualan saham tersebut ke kas negara sebesar Rp1,5 miliar.
Handoko Tjokrosapoetro, ayah Benny, saat tak sreg dengan keputusan anaknya bermain di pasar saham. Handoko adalah putra Handianto Tjokrosaputra, pemilik Batik Keris Solo yang melegenda sejak 1920.
Benny beberapa kali ditugasi ayahnya untuk mengurus bisnis keluarga, termasuk Keris Gallery. Dia juga sempat diminta untuk mengurusi soal tanah karena keluarganya berbisnis properti. Upaya mengalihkan perhatian Benny gagal, karena dia tak meninggalkan aktivitas bermain saham.