"Kita tahu biaya logistik negara kita dibanding negara tetangga kita masih jauh, tertinggal kita ini. Mereka biaya logistiknya hanya 12 persen kurang lebih, kita masih 23 persen. Artinya, ada yang tidak efisien di negara kita," ujarnya.
Sementara itu, Kementerian BUMN menargetkan terminal peti kemas milik Pelindo Group masuk dalam 8 terminal terbesar di dunia. Sebagai operator utama sejumlah pelabuhan di Indonesia, keberadaan empat perseroan dalam satu holding baru dinilai mampu menghadirkan layanan yang terintegrasi dan terstandarisasi.
Layanan di satu pelabuhan akan sama dengan pelabuhan lainnya. Bahkan, merger Pelindo diperkirakan bisa membuat kualitas layanan logistik di Indonesia semakin meningkat.