Presiden Joko Widodo. (Foto: dok Setpres)
Suparjo Ramalan

JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta impor energi sebesar 50 persen yang dilakukan Indonesia saat ini harus dikurangi. 

Menurut Jokowi, ketergantungan energi termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM) dari impor ini harus segera diakhiri. Salah satu solusi terbaik untuk mengakhirinya adalah dengan memaksimalkan potensi sumber energi nasional, antara lain dengan memanfaatkan tebu dan sawit sebagai bahan Bioetanol.

"Separuh energi, BBM yang kita gunakan 50 persennya itu impor semua, tidak boleh terus terusan begini.  Kalau tebu ini berhasil, sawit bisa ditingkatkan lagi, itu akan memperkuat ketahanan energi negara kita,” kata Presiden Jokowi, dikutip Sabtu (5/11/2022).

Presiden mengatakan tebu dan gula mampu menghasilkan molase. Asam organik inilah yang dipakai untuk membangun industri Bioetanol atau etanol di dalam negeri yang digadang-gadang memperkuat ketahanan energi Indonesia.

“Ini yang akan kita lakukan sehingga nantinya selain gulanya terpenuhi, ada sisi lain yaitu karena gula juga menghasilkan molase, ini yang akan dipakai untuk membangun industri Bioetanol yang juga akan memperkuat ketahanan energi kita," ujar Jokowi. 

Dia menjelaskan, Bioetanol berbasis tebu merupakan hilirisasi dari tanaman tebu yang dapat digunakan sebagai substitusi bahan baku bensin, yang tentunya ramah lingkungan. 

Potensi hilirisasi bioetanol berbasis tebu ini membuka peluang untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak berbasis fosil.

Sementara Menteri BUMN, Erick Thohir, mengatakan etanol menghasilkan Research Octane Number (RON) 139. Dia memastikan dengan energi baru yang bersumber dari etanol, maka bahan bakar yang digunakan pun berkualitas baik.

Langkah pemerintah memproduksi etanol menjadi bagian dari program Biodiesel 40 (B40) yang dicanangkan pemerintah saat ini. Program ini dijalankan oleh Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III, melalui anak usahanya yang bergerak di sektor gula.

Menteru BUMN memaparkan PTPN III telah menyiapkan lahan tebu seluas 7.000 hektare. Sebagian lahan ini akan digunakan untuk memproduksi etanol. Penggunaan lahan ini pun nantinya diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres).

"Kenapa tadi PTPN dari 13 menjadi 4 (pemangkasan), salah satunya PTPN Gula itu ditargetkan membuka 700.000 hektare dengan catatan Perpres yang akan keluar sebagiannya untuk etanol," ungkap Erick Thohir.



Editor : Jeanny Aipassa

BERITA TERKAIT