Sejak tahun lalu, Mantan Direktur Utama Bank Mandiri Taspen ini menjelaskan, perseroan menjemput bola alias aktif menawarkan kepada nasabah yang berpotensi mengalami kredit macet untuk merestrukturisasi kreditnya.
"Memang kita agak aktif ke nasabah menawarkan untuk merestructure berupa penundaan pembayaran pokok satu atau dua tahun," kata Nixon.
Sementara untuk KPR subsidi yang menjadi program unggulan BTN pun memiliki rasio kredit bermasalah yang stabil, rendah, dan saat ini cenderung turun.
“Bisa dibilang ini produk paling baiknya BTN adalah KPR subsidi karena NPL rasionya 1,26 persen," ujarnya.
Namun, kata Nixon, pihaknya akan mewaspadai NPL untuk KPR non-subsidi yang menyasar rumah tipe menengah dengan kisaran harga Rp500 juta. Dia menyebut, NPL di sektor ini terus meningkat meski dia enggan menyebut angka pastinya.
"Yang jadi permasalahan di kita adalah NPL KPR Non Subsidi di segmen tengah, seperti upaya penjualan yang sudah memberikan hak jualnya kepada kita, kemudian dilelang, dan kita juga akan merestrukturisasi rumah-rumah yang masih dihuni dan pemiliknya masih memliki penghasilan tetap," katanya.