JAKARTA, iNews.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, meminta produksi obat Ivermectin digenjot menjadi 16 juta tablet per bulan. Selain PT Indofarma (Persero) Tbk, Erick Thohir juga meminta PT Kimia Farma (Persero) Tbk untuk ikut memproduksi obat Ivermectin.
Saat ini, Indofarma memproduksi obat anti-parasit untuk terapi penyembuhan pasien Covid-19 itu dengan kapasitas 4,5 juta tablet per bulan. Namun Erick meminta produksinya dinaikan menjadi sekitar 8,5 juta per bulan.
"Makanya, kemarin saya sampaikan ke Indofarma produksi ini (Ivermectin, Red) akan kita tingkatkan lagi. Double bisa menjadi 8,5 juta tablet per bulan. Masih kurang? Kita minta Kimia Farma sesuai dengan izin BPOM, tadikan Indofarma yang 8,5 juta, Kimia Farma bisa produksi dobel lagi jadi bisa 16 juta," ujar Menteri BUMN Erick Thohir saat ditemui di kawasan Jakarta International Equestrian Park, Rabu (7/7/2021).
Saat ini, ketersediaan obat anti-parasit di pulau Jawa mencapai 144.000 botol. Sementara di kawasan Jabotabek tercatat 10.000 botol saja. Erick menilai stok tersebut masih cukup, namun demikian, masih harus diproduksi untuk menjaga kelangkaan obat terapi tersebut. Pernyataan ini sekaligus merespon isu kelangkaan ivermectin.
"Dua hari lalu saya sudah cek, hari ini belum saya cek bahwa itu untuk Jabotabek sendiri sudah ada 10.000 botol, waktu itu ya, dua, tiga hari yang lalu. Di seluruh Jawa itu ada 144.000 botol. Menurut saya itu, cukup, kurang," kata Erick Thohir.
Dia mengungkapkan, pemerintah berupaya untuk menjaga ketersediaan obat-obatan tersebut terus beredar di pasar, namun, proses pembeliannya tetap mengacu pada rekomendasi atau resep dokter.
"Yang harus kita jaga sekarang justru daripada pengadaan atau kesediaan daripada terapi obat. Dan kami dari BUMN sendiri, tentu ini market, kita mengerti, kita banjirilah pasarnya dengan obat-obat yang kami produksi. Seperti oseltamivir, ivermectin," tutur Eric Thohir.