"Selama setahun terakhir, saham Tesla di bulan terakhir setiap kuartal telah mengalami reli besar dalam beberapa minggu terakhir bulan ini dari posisi terendahnya," ujar Nathan.
Tetapi dia juga memperingatkan komentar Musk tentang resesi dan masalah produksi China yang masih ada kemmungkinan membuat investor kehilangan pendapatan di kuartal II.
CEO GLJ Research Gordon Johnson mengatakan, melonjaknya harga saham Tesla disebabkan oleh faktor pasar yang lebih luas, di mana pasar saham berhasil keluar dari minggu terburuk sejak Maret 2020 pada pekan lalu.
"S&P 500 menunjukkan pasar saham saat ini sedang oversold, dan saham beta tinggi seperti Tesla akan bangkit. Tapi tidak satu pun yang mendasar," kata Johnson.
Dia memprkirakan pengiriman dan pendapatan kuartal II perusahaan akan mengecewakan. Prospek itu mungkin menakutkan bagi investor Tesla dan perusahaan TechnoKing Elon Musk. Tapi setidaknya untuk saat ini, dia tetap menjadi orang terkaya di dunia, dengan kekayaan sebesar 228,4 miliar dolar AS atau Rp3.389,2 triliun, menurut perkiraan Forbes.
Jumlah itu lebih banyak 88 miliar dolar AS dari konglomerat barang mewah LVMH Bernard Arnault yang berada di peringkat kedua orang terkaya dunia, dengan kekayaan 140,1 miliar dolar AS. Sedangkan di posisi ketiga ditempati pendiri Amazon Jeff Bezos dengan kekayaan 134,4 miliar dolar AS.