Untuk membantu Indonesia mengurangi impor bersih petrokimia, Chandra Asri telah mengembangkan kompleks petrokimia skala global kedua, CAP2, yang dijadwalkan selesai pada tahun 2027.
Selain BREN dan TPIA, saham penambang batu bara Pangestu, Petrindo Jaya Kreasi, juga sempat terpuruk dan ditangguhkan perdagangannya pada bulan lalu. Harga terakhir Petrindo yang diperdagangkan sebesar Rp13.425 mencerminkan peningkatan yang luar biasa sebesar 49 kali lipat dari harga pencatatannya pada Maret 2023.
Pekan lalu, Petrindo mengumumkan kesepakatan untuk mengakuisisi lebih dari sepertiga kontraktor pertambangan Petrosea senilai Rp940 miliar. Petrosea yang dimiliki oleh Caraka Reksa Optima (CRO) akan meminta persetujuan akuisisi tersebut kepada pemegang saham melalui rapat umum luar biasa (RUPSLB) bulan depan.
Harga akuisisi tersebut mencapai Rp2.471 per saham setelah diskon 50 persen dari harga pasar Petrosea pada Jumat 5.550 per saham. Alhasil, harga saham Petrosea semakin terpuruk hingga ke level 4.540 per saham pada pekan ini.
Sementara, Komisaris Independen Barito Pacific, Henky Susanto mengatakan, penurunan saham tersebut disebabkan oleh dinamika pasar, seiring dengan anjloknya IHSG.
“Namun, dari segi perkembangan bisnis dan keuangan, kami masih mengalami kemajuan dan memiliki dana yang cukup,” kata Susanto.
Prajogo memulai usaha perkayuannya pada akhir tahun 1970an. Barito Pacific Timber miliknya go public pada tahun 1993 dan mengubah namanya menjadi Barito Pacific untuk mencerminkan diversifikasi bisnis perusahaan seiring dengan ekspansinya.