JAKARTA, iNews.id – Lapindo Brantas, anak usaha Bakrie Group, kembali mendapatkan perpanjangan kontrak untuk mengelola Blok Brantas hingga 2040.
Pada 2006, lumpur panas menyembur di area pengeboran Lapindo Brantas, atau tepatnya sekitar 150 meter dari sumur eksplorasi gas perusahaan. Semburan yang terjadi selama beberapa bulan itu mengakibatnyak kawasan di sekitar yang meliputi 16 desa penduduk tergenang.
Presiden Direktur Lapindo Brantas, Faruq Adi Nugroho menyatakan, perusahaan akan berupaya agar tidak ada lagi kebocoran seperti yang terjadi pada 12 tahun silam. Lapindo, kata dia, akan mematuhi seluruh prosedur yang telah diarahkan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
"Sudah dipandu sama SKK jadi seluruh aspek teknis sudah diberikan oleh SKK, SOP-nya segala macam semuanya sudah dikondisikan oleh SKK dan kita ikuti apa yang mereka ini syaratkan," ujarnya ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (3/8/2018).
Faruq mengatakan, perpanjangan kontrak akan berlaku secara efektif pada 23 April 2020. Dia pun menyebut, Lapindo akan mendongkrak produksi gas setidaknya 100 juta standar meter kubik per hari (MMSCFD). Untuk tahun ini, dia menargetkan produksi gas di Blok Brantas ada di kisaran 30-35 juta MMSCFD.