Adapun kegiatan percepatan vaksinasi rencananya akan terus dilakukan secara bertahap di daerah-daerah potensial hingga hari raya Idul Adha. Upaya vaksinasi ini untuk mengantisipasi lonjakan kasus PMK yang dapat menimbulkan kerugian bagi peternak karena ternak yang sakit mendekati masa panen di hari libur.
“Tim kami turun langsung ke lapangan untuk mengoptimalkan percepatan vaksinasi untuk pendampingan dan pemantauan pelaksanaan vaksinasi,” katanya.
Seorang peternak sapi di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Imah merasakan manfaat dari program vaksinasi ini. “Sapi saya sudah mendapat tiga kali vaksinasi dan tidak pernah sakit lagi. Pemerintah juga menyediakan vitamin untuk pakan,” kata Imah.
Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor-Leste, Rajendra Aryal menuturkan, program vaksinasi PMK ini secara keseluruhan telah meningkatkan kesehatan ternak dan mencegah kemungkinan wabah. Adapun, vaksinasi merupakan salah satu kunci pengendalian PMK dan diperlukan kolaborasi untuk mempercepat vaksinasi di berbagai wilayah Indonesia.
“FAO akan terus bekerja sama untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya tersebut dengan memberikan bantuan teknis dalam deteksi, investigasi, pengawasan, dan respons wabah PMK,” kata Rajendra.
Kepala Tenaga Kesehatan Hewan Australia, Beth Cookson menekankan bahwa program vaksinasi diharapkan dapat memperkuat ketahanan kesehatan hewan di kawasan, serta memberikan keberlanjutan, dan respons yang efektif terhadap penyakit hewan lintas batas yang berdampak tinggi.
“Munculnya wabah PMK pada populasi ternak di Indonesia menyoroti pentingnya mekanisme pelaporan penyakit dan manajemen wabah penyakit yang responsif untuk mengurangi dampak wabah di masa depan. Pemerintah Australia, melalui Departemen Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, serta Departemen Luar Negeri dan Perdagangan, mendukung pelaksanaan program PMK bersama Pemerintah Indonesia dan FAO,” ujar Beth.
Beth juga memuji pendekatan kolaboratif dalam program vaksinasi FMD, “Australia telah memasok 4 juta dosis vaksin PMK dan berkomitmen mendukung Indonesia dalam merespons PMK. Kolaborasi antar lembaga dan pemerintah serta keterlibatan dengan pemilik ternak telah menunjukkan hasil yang menjanjikan bagi kesehatan hewan dan penghidupan masyarakat di wilayah yang terkena dampak FMD di Indonesia,” ujarnya.