JAKARTA, iNews.id - Direktur Eksekutif Next Policy, Fithra Faisal, menyebut kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar lebih berdampak luas dibandingkan pertalite.
Menurut dia, kenaikan BBM bersubsidi memang tak terhindarkan. Namun untuk saat ini yang paling mungkin dinaikkan adalah Pertalite daripada solar. Pasalnya, jika harga solar dinaikkan maka dampaknya akan merembet ke sektor logistik dan transportasi bahkan menimbulkan multiplyer effect bagi sektor lainnya.
"Kalau berbicara dampak inflasi, masih bergantung jenis BBM apa yang akan mengalami kenaikan harga. Jika pertalite yang dinaikan, dampak inflasi tidak akan terlalu besar pada sektor logistik dan transportasi. Tapi ketika solar dinaikan, efeknya akan kemana-mana, transportasi, pergudangan itu akan merembet ke mana-mana," ujar Fithra, dalam program Market Review di IDX Channel, Selasa (23/8/2022).
Terkait dengan itu, lanjutnya, pemerintah perlu mempertimbangkan kembali rencana menaikkan harga solar. Jika terpaksa harus dinaikkan, maka sebaiknya tidak lebih dari 10 persen. Sedangkan untk pertalite dapat dinaikkan namun di bawah 20 persen.
"Saya rasa yang paling bisa dinaikan sekarang adalah pertalite, solar mungkin bisa dinaikan namun tidak akan sebesar pertalite, kenaikannya mungkin bisa dibawah 10 persen untuk solar," ungkap Fithra.