Dia mengungkapkan, berdasarkan kajian Next Policy, batas kenaikan harga BBM bersubsidi yang paling mungkin (feasible) dan tidak memicu inflasi tinggi adalah sebesar 20 persen.
"Kenaikannya mungkin bisa dibawah 20 persen antara 10 sampai 15 persen," kata Fithra.
Hal itu dilakukan agar dampak dari kenaikan BBM terhadap inflasi tidak terlalu tinggi, sebab Next Policy mencatat apabila kenaikan harga BBM dibawah 20 persen, maka inflasi yang ditimbulkan tidak lebih dari 1 persen.
"Itu akan menimbulkan efek inflasi yang sebenarnya tidak terlalu besar, di awah 1 persen," ungkap Fithra.