Kendalikan Inflasi, BKF Sebut APBN Jadi Shock Absorber untuk Jaga Daya Beli Masyarakat

Heri Purnomo
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu. (Foto: tangkapan layar)

"Kedepan strategi yang sama akan kita pertahankan, bagaimana dampak dari kenaikan harga. Strateginya, APBN sebagai shock absorber untuk memastikan bahwa dampaknya terhadap daya beli masyarakat juga dapat dikelola dengan baik," kata Febrio.  

Dia mengungkapkan, APBN Indonesia dalam posisi yang sangat baik untuk memainkan strategi tersebut. Pada kuartal I 2022, kondisi APBN sangat sehat di mana pendapatan negara tumbuh signifikan mencapai 32,1 persen.

Febrio mengatakan, sejauh ini angka inflasi Indonesia masih rendah dan sejalan dengan outluk pemerintah dan masih dalam range tiga plus minus satu persen. 

"Angka inflasi di Indonesia saat ini masih dalam kondisi rendah dibandingkan di banyak Negara. Dengan angka terakhir di 3,5 persen di bulan April," ujar Febrio. 

Selain itu, lanjutnya, angka pengangguran di Indonesia terus menurun. Menurutnya, hal tersebut menandakan kebijakan yang diambil Pemerintah selama 2020-2022 sudah sangat baik.

“Di tahun 2021 pengangguran sudah menurun, kemudian 2022 kembali menurun lagi. Ini menunjukan bahwa arah kebijakan kita sudah on the right track,” tutur Febrio.

Editor : Jeanny Aipassa
Artikel Terkait
Nasional
4 hari lalu

Purbaya soal Bank Dunia Wanti-Wanti Defisit RI hingga 2027: Suka-Suka Dia

Nasional
7 hari lalu

MBG Serap APBN Rp52,9 Triliun hingga Pertengahan Desember 2025

Nasional
7 hari lalu

Kemenkeu Kucurkan Rp345,1 Triliun untuk Bayar Subsidi dan Kompensasi

Nasional
7 hari lalu

Tutup Defisit APBN, Pemerintah Tarik Utang Rp614,9 Triliun

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal