Ketua Tim Peneliti Rancang Bangun dan Proyotyping Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Agus Windharto, mengatakan proyek ini dimulai pada tahun 2019, dimana pendanaanya berasal dari Riset Inovatif Produktif (RISPRO) sebesar Rp4,89 miliar untuk 3 tahun penelitian.
"Pada tahun 2019, saya mendapatkan pendanaan RISPRO kompetisi untuk melakukan rancang bangun dan prototyping kereta cepat Indonesia. Pendanaannya selama 3 tahun, berhasil di tahun 2022. Namun karena ada Covid ya kita sempat diperpanjang," kata Agus.
Dia mengungkapkan, saat ini riset tersebut sudah selesai. Adapun lingkup riset rancang bangun dan proyotyping Kereta Cepat Merah Putih ini termasuk pengerjaan desain envelope cabin dan kokpit, studi human factors engineering dan ergonomics, pengujian aerodinamis, serta perancangan dan pengujian struktur carbody.
Ia menjelaskan bahwa dengan Kereta Cepat Merah Putih ini perjalanan Jakarta-Surabaya dapat ditempuh selama 3 jam 40 menit. Meski begitu ia tidak menjelaskan lebih detail berapa kecepatan kereta ini.
"Jadi Argo Bromo itu sekarang dengan kecepatan 80 hingga 120 km/jam Jakarta-Surabya yang sebelumnya 12 jam 13 jam sekarang bisa ditempuh dengan 8 jam. Dengan kereta cepat ini seandainya nanti ini diimplementasikan itu bisa ditempuh dalam waktu 3 jam 40 menit," kata Agus.
Dia menjelaskan, nantinya jika pengembangan ini berhasil dijalankan, maka industri kereta api Indonesia tidak akan lagi bergantung pada produk impor. "Misalnya kursi kereta api ya yang sekarang ini kelas eksekutif kita masih banyak impor, sleeper seat banyak impor kita sudah bisa bikin dalam negeri," kata Agus.