Saat itu, kakek Angga menjadikan gubuk untuk ternak kambing sebagai tempat tinggal keluarga Angga yang baru pindah dari Jakarta.
Kakek Angga memutuskan menjual kambingnya lalu membersihkan gubuk tersebut agar dapat ditempati keluarga Angga. Lantainya masih tanah, dindingnya berupa bambu triplek, yang di kala hujan turun bocor kemana-mana.
Angga pun tinggal di sana dari kelas 4 SD hingga SMA. Kondisi keluarganya yang miskin membuat banyak hal yang dialami Angga, mulai dari bullying hingga nyaris putus sekolah.
Saat SMP, di kala teman-temannya mengambil ijazah, biasanya mereka akan langsung diantarkan orang tuanya untuk mendaftar SMA. Hal ini berbeda dengan Angga. Ayahnya justru mengantar Angga ke tempat kursus komputer supaya bisa langsung kerja di pabrik atau toko.
"Kursus komputernya bukan yang coding atau apa, enggak, yang basic Microsoft Word, basic Microsoft Excel biar entah mungkin jadi admin di pabrik atau toko mana," ungkap Angga.