Berkat kerja sama ini, akhirnya produk Red Bull bisa menembus pasar Eropa dan 1997 masuk ke Amerika Serikat (AS). Promosi yang dilakukan oleh Chaleo dan Dietrich sangat berbeda dengan produk lain dan terbilang unik.
Mereka memasang botol raksasa di atas mobil yang berkeliling kota. Minuman ini bahkan sempat menjadi pesaing Coca-Cola hingga Pepsi.
Diketahui, Chaleo sudah meninggal pada 2012 lalu. Berdasarkan kutipan dari berbagai sumber oleh MNC Portal Indonesia, Chaleo sempat menjadi orang terkaya nomor 4 di Thailand pada 2012 versi Forbes.
Saat ini, bisnis minuman berenergi itu dijalankan oleh anak serta cucunya. Putra sulung Chaleo bernama Chalerm memegang 2 persen saham perusahaan. Dia juga merupakan direktur pelaksana Red Bull Thailand.
Anak laki-laki Charlem, Varit memegang kendali di pabrik anggur dan dealer Ferrari milik keluarga mereka. Keluarga ini juga memiliki bisnis rumah sakit mewah.