Akhirnya setelah lulus, dia membuka bisnis garmen. Bisnis garmennya cukup membuahkan hasil dan pada usia 35 tahun, dia melanjutkan pendidikan di bidang keuangan di Golden Gates University, Amerika Serikat.
Setelah sukses dengan bisnis garmennya, Tahir mulai memberanikan diri merambah bidang lain. Dia pun mendirikan Mayapada Group pada 1986 dan mulai ekspansi bisnis di bidang otomotif, perbankan, dan kesehatan.
Pada 1990, Bank Mayapada lahir dan menjadi bisnis andalan dari Mayapada Group. Lalu, krisis moneter pada 1998 datang menghantam berbagai sektor industri, termasuk perbankan. Namun, Bank Mayapada tetap bertahan dan berhasil mencatatkan sahamnya di Bursa pada saat itu.
Setelahnya, bisnis yang dijalankan Tahir terus berkembang dan menyasar berbagai sektor seperti kesehatan, media, dan lainnya. Dia juga mendirikan yayasan nirlaba Tahir Foundation.
Meski memiliki kekayaan berlimpah, namun pengusaha 70 tahun itu pernah makan bakmi dicampur nasi. Hal itu dia ceritakan di kanal YouTube sang anak, Grace Tahir, beberapa waktu lalu.