Setelah itu, Handry Satriago mendapat dua pilihan, yakni tidak melakukan apa pun dan terus mengurung diri atau terus berusaha tanpa berhenti.
Dihadapkan dengan dua pilihan itu, Handry memutuskan untuk bangkit kembali dan berusaha. Setelahnya, dia melanjutkan hidupnya, termasuk pendidikannya yang sempat terhenti.
Dikutip dari laman WRI Indonesia, Handry lulus sebagai Bioindustrial Engineer dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Hebatnya lagi, ia memperoleh gelar Master dengan predikat cum laude dari IPMI dan MBA dari Monash University.
Tak berhenti di situ kisah difabel Handry Satriago, dia juga meraih gelar PhD di bidang Strategic Management dari Universitas Indonesia (UI) dengan disertasi tentang followership. Handry juga aktif mengikuti beberapa pendidikan eksekutif, termasuk di Harvard Business School.
Berkat pengalaman dan ilmu yang dimiliki, pada tahun 1997 Handry Satriago bergabung ke perushaan General Electric (GE). Saat itu, dia menjadi Business Development di GE International.
Setelah perjalanan itu, pada tahun 2011 ia dipercaya menjadi CEO GE Indonesia. Jabatan itu dipegang dirinya sampai dengan mengembuskan napas terakhir di hari ini, Sabtu (16/9).
Selamat jalan CEO GE Indonesiaz Semoga kisah difabel Handry Satriago di atas bisa menginspirasi kita semua untuk tetap semangat.