Kisah Hendra dari Berutang Rp2 Miliar dan Jadi Gelandangan, Kini Punya Pabrik Skincare

Suparjo Ramalan
Hendra dulu berutang Rp2 miliar dan jadi gelandangan, kini punya pabrik skincare. Foto: YouTube Pecah Telur

Akhirnya untuk mengurangi utang dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dia menjual bisnis laundry, cabang dan peralatan, yang menjadi satu-satunya sumber pemasukan. Saat itu, Hendra hanya berpikir harus menjalani bisnis lagi, bukan bekerja di perusahaan karena gaji sebagai karyawan akan sulit untuk melunasi utang-utangnya yang besar. 

Kesempatan pun mulai terbuka setelah dia salat asar. Ada brosur soal pelatihan pembuatan sabun herbal untuk jamaah masjid tanpa dipungut biaya alias gratis. 

Setelah mengikuti pelatihan sekitar seminggu, dia menggunakan sabun yang dibuatnya, lalu menjualnya. Awalnya, dia menjual dalam bentuk batangan, namun akhirnya mencoba untuk membuat dalam bentuk cair. Dia melakukan uji coba selama 11 bulan dan hasilnya sabun bentuk gel dalam botol. 

Sabun buatannya merupakan penemuan pertama, sehingga dia memegang hak paten sabun natural berbentuk gel atau pasta.
Sabun itu awalnya tidak ada yang membeli, namun 1 bulan kemudian berhasil terjual 50 botol.
  
Dalam 3-4 tahun perjalanan bisnis sabun herbalnya, kondisi Hendra dan keluarga masih pas-pasan. Bahkan, dia sangat irit dalam mengeluarkan uang untuk makan. Dia hanya membeli nasi 'kucing' Rp6.000 setiap hari untuk sarapan sekaligus makan siang. 

Seiring waktu, kesempatan lebih baik mulai terbuka kembali. Dia mendapat informasi tentang lomba produk inovasi. Dia mengikuti lomba yang digelar di tingkat regional dan keluar sebagai pemenang pertama. Kemudian dia diutus mewakili Provinsi Jawa Tengah dalam lomba serupa dan kembali menjadi juara I. 

Dari uang sebesar Rp50 juta yang didapat sebagai pemenang dan pinjaman tempat produksi standar BPOM di Technocamp, dia menggunakannya untuk mengurus izin produk dan renovasi tempat. Namun karena uangnya habis, dia banting setir, yang awalnya niat membuat merek sendiri jadi membuat perusahaan manufaktur dengan menjual jasa tempat memproduksi skincare. 

Dari usaha ini dia mendapat order puluhan ribu botol. Jerih payahnya mulai menunjukkan hasil, di mana dia berhasil melunasi utang-utangnya. Namun tak lama Covid-19 melanda Indonesia. Usahanya sempat berhenti dan terpaksa merumahkan karyawan.  

Namun September 2020, pesanan kembali datang. Handra kembali mempekerjakan karyawannya sekaligus membayar gaji mereka yang tertunda selama beberapa bulan. Sekarang bisnisny kembali lancar. Produk facial wash herbalnya di bawah payung Salina Herbal pun sudah dikenal.

"Alhamdulilah dari gelandangan yang enggak bisa beli makan, kemudian bisa bayar utang Rp2,2 miliar. Enggak kebayang tapi dengan terus menjalani proses sampai ke titik ini sekarang punya pabrik skincare. Dari bawa baju 1 tas, sampai punya mesin, peralatan ratusan juta, aset ratusan juta. Ini di luar dugaan," tutur Hendra. 

Editor : Jujuk Ernawati
Artikel Terkait
Bisnis
2 hari lalu

Bata Resmi Setop Produksi Alas Kaki usai Tutup Pabrik di Purwakarta

Buletin
4 hari lalu

Kebakaran Hebat Pabrik Figura di Cibinong, Kerugian Miliaran Rupiah

Mobil
5 hari lalu

Lokasi Masih Rahasia, Mazda Pastikan Pabrik di Indonesia Beroperasi Tahun Depan

Megapolitan
5 hari lalu

Pabrik Kopi di Matraman Jaktim Kebakaran, Diduga gegara Api Tungku Roasting 

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal