Pada 1977, dia melepas sebagian saham Reliance ke publik untuk mendapatkan pendanaan setelah bank-bank yang dinasionalisasi menolak untuk membiayainya.
Ketangkasannya dalam menavigasi ekonomi yang kolot dan melumpuhkan peraturan pemerintah serta birokrasi memunculkan tuduhan manipulasi politik, korupsi, dan razia rekayasa terhadap pesaing, tetapi kepercayaan investor terhadap Reliance tetap tak tergoyahkan. Itu sebagian karena dividen besar yang ditawarkan perusahaan, serta karisma dan visi pendiri.
Ambani dikreditkan dengan memperkenalkan pasar saham kepada investor rata-rata di India, dan ribuan orang menghadiri rapat umum tahunan Reliance, yang terkadang diadakan di stadion olahraga, dan lebih banyak lagi yang menonton di televisi.
Ambani kemudian menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada putranya, Mukesh Ambani dan Anil Ambani pada pertengahan 1980-an tetapi terus mengawasi perusahaan hingga sebelum kematiannya pada 2002. Kini, Mukesh mempimpin Relience Industries.
Mukesh membawa Reliance berinvestasi di energi hijau. Perusahaan akan menginvestasikan 80 miliar dolar AS selama 10-15 tahun ke depan untuk energi terbarukan dan membangun kompleks baru di sebelah kilangnya.
Dia telah menjabarkan rencana suksesinya, di mana putranya Akash saat ini menjadi ketua Reliance Jio. Sedangkankan putrinya, Isha mengawasi ritel dan putra bungsunya, Anant mengawasi bisnis energi hijau.
Mukesh Ambani merupakan salah satu orang terkaya di dunia. Dalam daftar Real Time Billionaires Forbes, dia berada di posisi 13, dengan kekayaan bersih sebesar 78,8 miliar dolar AS atau setara Rp1.195 triliun. Adapun keluarga Ambani merupakan salah satu keluarga terkaya di dunia.