Para anggota Klaster Usaha Barokah Sayur merupakan petani sayur yang menggunakan sistem pertanian hortikultura. Produk yang dihasilkan pun berbagai macam sayuran yang sering dikonsumsi sehari-hari seperti daun bawang, cabai, tomat, kubis, sawi, dan masih banyak lagi.
Untuk pemasarannya sendiri sudah ada pengepul yang menerima hasil panen dari para petani untuk dijual atau didistribusikan kembali ke masyarakat. Namun, diakui Fidayat untuk omzetnya sendiri tidak menentu karena mengikuti harga pasar yang cenderung naik turun.
Program KlasterkuHidupku BRI Tingkatkan Kesejahteraan Anggota
Diakui Fidayat, sejak tergabung dalam program KlasterkuHidupku dari BRI, ia dan anggota lainnya merasakan dampak yang lebih positif dibandingkan sebelum bergabung. Berbagai bantuan diberikan oleh BRI, termasuk pembiayaan yang menjadi tambahan pendanaan atau modal untuk masing-masing anggota dalam mengembangkan usahanya.
“Kelompok kami juga mendapatkan bantuan dari BRI seperti mesin cultivator, tangki semprot untuk spray dan alkon untuk pompa air lengkap dengan selangnya juga. Alat-alat ini sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas anggota kelompok,” ucapnya.
Selain bantuan berupa pinjaman dan bantuan peralatan usaha, klaster usaha ini juga mendapatkan pembinaan yang meningkatkan pengetahuan anggota. Salah satunya yang sudah pernah didapatkan adalah pelatihan dalam mengatasi hama yang menurut Fidayat menjadi salah satu tantangan terbesar para petani di Isano Mbias.
“Hama jadi salah satu tantangannya. Saat cuaca panas kalau kita tanam daun bawang, hama akan lebih susah diatasi. Dengan adanya pelatihan dari BRI yang kita dapat, kita bisa menambah wawasan,” ujarnya.
Sebagai ketua klaster, Fidayat mengaku sangat bersyukur dengan berbagai program BRI dalam mendukung para petani di wilayah tersebut.