"Jadi Rp400 juta dikurangi modal Rp100 juta, bersihnya Rp300 juta, itu per 7 bulan," ujarnya.
Menurutnya, komoditas cabai di Indonesia cukup menjanjikan untuk dibudidayakan. Pasalnya, permintaan di pasar cukup tinggi, sedangkan suplai dari dalam negeri masih kurang.
"Cabai merupakan salah satu komoditas bahan pangan yang sangat dibutuhkan masyarakat. Saat ini memegang peranan penting dalam lapisan masyarakat. Contohnya sebagai pemberi rasa penyedap rasa dan lainnya. Ini alasan saya menanam cabai karena memiliki harga yang lumayan tinggi di pasaran dan potensi nilai ekonomis yang tinggi di pasar," tutur Ujang.
Ke depan, dia berharap makin banyak anak muda yang tertarik menjadi petani milenial. Menurutnya, untuk mendapatkan uang tidak harus berpakaian rapi dan datang ke kantor setiap hari karena bertani memiliki prospek bisnis yang menjanjikan ke depannya.
"Untuk harapan petani muda semangat, jangan pantang menyerah. Kalian merupakan ujung tombak regenerasi petani di masa yang akan datang untuk penyedia bahan pangan dan jangan pernah menyerah. Kalau bukan kita siapa lagi?" ujarnya.