Beberapa hari kemudian, Gubernur Soemarno dan tim Ciputra diterima Presiden Soekarno untuk mempresentasikan konsep peremajaan kawasan Senen.
Pada akhirnya, Ciputra dibantu Gubernur Soemarno untuk mengumpulkan pengusaha besar kala itu, seperti Hasjim Ning, dan Agus Musin Dasaad, juga sejumlah petinggi bank, seperti Jusuf Muda Dalam, bos Bank Negara Indonesia, dan Jan Daniel Massie, Direktur Utama Bank Dagang Negara.
Dari situ, didirikanlah PT Pembangunan Ibukota Jakarta Raya (Pembangunan Jaya) pada 3 September 1961.
Seperti perjalanan sukses kebanyakan, proyek Senen ini tidak semulus yang direncanakan. Di mana, pada saat itu pedagang dan penduduk yang sudah bertahun-tahun berada di Senen menolak pindah. Berkat kegigihannya, tiga blok berhasil mereka bangun, yakni Blok I, Blok II, dan Blok IV.
Proyek tersebut menjadi awal kesuksesan Ciputra, hingga perusahaannya menggurita sampai sekarang. Ciputra dikenal sebagai konglomerat di bidang properti.
Meskipun telah meninggal dunia, Ciputra mewariskan kekayaan kepada keluarganya yang tetap berada di daftar orang terkaya Indonesia. Dikutip dari Forbes, keluarga Ciputra masuk dalam daftar orang terkaya Indonesia 2018 di posisi ke 27. Pada 2019 lalu, nilai kekayaan Ciputra tercatat mencapai 1,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp18,3 triliun.