Kini, keripik singkong buatan Elis juga sudah sampai ke Inggris, Qatar, Kanada, bahkan Dominika. Menurut perempuan itu, ekspor ke negara-negara tersebut pada awalnya hanya bertujuan untuk menguji peluang pangsar pasar di sana. Dengan begitu, dia jadi tahu seberapa besar produknya diterima di luar negeri.
Pada 2019, Yammy Babeh ikut program BRI Inkubasi. Selama masa itu, BRI kerap memfasilitasi Elis untuk mengikuti berbagai pameran UMKM.
Pada tahun itu pula, Yammy Babeh menjadi salah satu peserta BRIlianpreneur. Pada ajang tersebut, Elis dan Roni berhasil menarik 11 buyers (pembeli) mancanegara. “Produk saya bisa masuk ke Kanada itu salah satunya atas rekomendasi BRI. Sampai sekarang pun, kami masih ekspor ke Kanada,” tuturnya.
Tak hanya sampai di situ, Elis juga berpartisipasi kembali dalam BRIlianpreneur 2020 dan 2021. Yammy Babeh pun berhasil keluar sebagai juara 1 pada ajang pameran tersebut tahun lalu.
Elis mengaku, banyak hal yang dia dapatkan selama mengikuti BRIlianpreneur. Dia bisa melakukan riset dan evaluasi pasar. Dia juga jadi tahu produk seperti apa yang diinginkan oleh buyers.
Lewat BRIlianpreneur pula, Elis jadi tahu bahwa setiap negara punya prosedur dan ketentuan yang berbeda-beda terkait masuknya barang impor. “Dari situ, saya bisa persiapkan secara matang apa yang jadi kebutuhan buyers,” ucapnya.
Elis pernah mempekerjakan 30 karyawan di dapurnya. Namun, saat pandemi Covid-19 melanda Tanah Air, pasangan ini terpaksa merumahkan mereka. Selama masa-masa sulit tersebut, kegiatan produksi dijalankan Elis berdua dengan Roni.