Sehari-hari, Yekti berprofesi sebagai dokter hewan. Ia mengaku menjalani perkuliahan S2 tidak semudah yang dibayangkan karena ada kebutuhan membagi waktu dengan pekerjaan.
“Belum lagi pandemi. Saya kan di Bali sementara anak saya sudah berkeluarga dan tinggal di Bekasi. Nah, suami saya sudah berpulang ke rahmatullah. Untuk menjaga komitmen kami dengan kesibukan masing-masing itu gak gampang. Saya harus memotivasi diri saya dan anak saya,” ujar dia.
Yekti pun mengaku bangga bisa menyelesaikan pendidikan S2 bersama sang anak. Ia memahami bahwa anak dapat mencontoh perilaku orang tua, termasuk dari cara berprestasi.
Sementara itu, Rahadyan membeberkan rahasia kekompakannya dengan sang ibu karena faktor dukungan keluarga, serta komitmen. Diketahui, Yekti merupakan sosok yang terbuka dan sering memberi motivasi.
“Mama itu orangnya sangat terbuka. Saya juga sering bercerita apapun. Mama terus memotivasi. Jadinya ada tekad yang kuat serta komitmen untuk belajar dan selesai bareng,” ucap Rahadyan.
Walaupun terdapat perbedaan antara anak dan orang tua, Rahadyan menilai hal tersebut bukan lah masalah besar. Menurut dia, perbedaan adalah proses untuk memahami satu sama lain.
" Terima kasih kepada Ibu dan keluarga saya tentunya. Kemudian ucapan terima kasih juga kepada para dosen, pembimbing dan penguji sehingga saya dan Ibu saya tercinta bisa sampai di titik ini. Terima kasih semuanya. Semoga pencapaian ini bisa berkah dan bermanfaat,” tutup dia.